Qaid Arkana

Politisi Demokrat Ajak Pengkritik Pemerintah Untuk “Bertobat”

Jakarta– Anggota Fraksi Partai Demokrat di DPR, I Gede Pasek Suardika mengatakan, para pengiritik pemerintah sebaiknya segera “bertobat”, karena pernyataan atau tudingan tanpa bukti tidak akan membuat pemerintahan goyah.

Anggota Fraksi Partai Demokrat di DPR, I Gede Pasek Suardika

“Politisi yang melakukan kritik terkait `bailout` Century itu ibarat tentara menembak dengan peluru hampa. Tidak akan berdampak karena tudingan itu hanya `katanya-katanya` tanpa fakta,” katanya dalam pernyataan yang disampaikan kepada pers di Jakarta, Selasa.

I Gede Pasek Suardika mengatakan, masyarakat tidak bodoh. Karena itu, dia menyarankan kepada politisi yang kerap mengaktualkan masalah Bank Century segera melakukan” tobat politik”.

“`Bertobatlah`, jangan main tuding, jangan asal lempar isu tanpa dasar dan fakta. Yang jelas fakta akibat tindakan pemerintah mem`bailout` Century, kita tidak terkena krisis saat itu sampai saat ini. Orang seperti itu hanya bisa menuding tanpa bisa melihat fakta, rakyat melihat fakta saat ini banyak kemajuan yang dicapai pemerintahan,” katanya.

Dia menyebut para pengiritik pemerintah sebagai orang frustasi.

“Itu tanggapan politisi yang sudah frustasi. Mestinya yang benar itu mereka melakukan `tobat` politik karena berada di barisan pihak yang kerap menuduhan, fitnah dan tudingan negatif yang sudah tidak terbukti. Faktanya, sudah ditelusuri aliran dananya dan itulah yang ditemukan BPK,” kata Pasek.

Dia mengatakan data dan faktalah yang dijadikan dasar untuk audit forensik.

“Mengikuti alur berpikir orang-orang yang frustasi karena tudingannya hampa hanya akan merusak tatanan berpikir kenegaraan. Kita lebih baik mementingkan kedamaian dalam pembangunan untuk kesejahteraan rakyat,” katanya.

Dia juga menilai tudingan yang disampaikan terkait Bank Century hanya bertujuan untuk huru-hara politik yang tidak produktif. Jangan hanya menjadikan konsumsi untuk memopulerkan orang-orang itu biar kelihatan hebat.

“Data dan fakta jauh lebih penting daripada rumor atau isu yang dijadikan bahan audit. Makin kolot saja nanti kita kalau mengikuti arus berpikir seperti itu,” katanya.

Dia menegaskan, saat ini bukan masanya berandai-andai sebab kasus ini sudah masuk dalam fase pembuktian dengan data dan fakta, bukan hanya dengan kata-kata apalagi berandai-andai.

“Dasarnya jelas, alurnya jelas dan lembaga yang berwenang untuk menelusurinya juga jelas,” katanya.

Dia juga menegaskan, bangsa ini memiliki banyak tugas yang harus dijalankan karena tantangan ke depan semakin banyak. Masa depan Indonesia tidak bisa dikaitkan dengan masa lalu yang tidak jelas kebenarannya.

“Terlalu mahal jika bangsa ini menghabiskan energinya untuk mendengarkan celotehan. Sudahlah, mari kita pikirkan pembangunan bangsa ini ke depannya. Jangan terus berupaya mencari borok orang lain. Kalau benar ada borok tidak ada masalah, masalahnya kalau bangsa ini diperdaya dengan langka-langkah politisi yang frustasi,” katanya.[Antara]