Sejak mengumumkan menerima delegasi 1000.000 Steem Power, SteemPress mulai menjadi primadona di kalangan Steemian. Pertumbuhan SteemPress begitu cepat, dan ia memikat siapa pun yang sebelumnya tidak begitu peduli dengan Steemit.
Pengguna steemit berlomba-lomba membuat website agar bisa menggunakan plugin SteemPress. Blog berbayar yang sebelumnya berjelabah kini mulai aktif kembali. Dan, setiap para Steemian berkumpul, soal SteemPress mulai mendominasi topik pembicaraan. SteemPress dianggap sebagai jalan yang akan mengubah nasib blogger cum Steemian yang selama ini kesulitan meraih penghasilan dari aktivitas menulis.
Minggu (17/6/2018) malam, aku keluar ke Kota Sigli. Soalnya, sejak pulang ke kampung dua hari sebelum lebaran, aku belum pernah keluar ke Sigli. Banyak tawaran ngopi bareng aku tolak dengan bermacam-macam alasan (sebagian alasan sengaja dibuat-buat). Ini sesuatu yang jarang aku lakukan. Sejak dulu, tiap pulang kampung, aku selalu menyempatkan diri pergi ke Sigli karena temanku rata-rata ngopi di ibukota kabupaten kerupuk mulieng ini.
Malam itu, temanku para alumni MAN 1 Sigli menggelar kopi darat di FreshRock Coffee. Ini pertemuan kedua dalam rentang waktu seminggu. Sebelumnya, mereka mengadakan buka puasa bersama, dua hari sebelum lebaran. Saat itu aku memilih absen karena masih berada dalam perjalanan pulang. Kopi darat usai lebaran itu hanya dihadiri belasan orang saja. Aku bergabung dengan mereka tak lama sebelum bubaran.
Dan, seperti lazimnya sebuah pertemuan, aku selalu mengajak mereka bergabung dengan Steemit, dan bagi yang sudah pernah punya akun agar kembali aktif. Aku memberi tahu mereka soal SteemPress, sebuah plugin WordPress yang memungkinkan pengguna blog memposting tulisan otomatis ke blockhain steem. “SteemPress kini memiliki 1.000.000 Steem Power untuk mengurasi dan upvote posting berkualitas yang diposting via blog,” kataku memulai khutbah.
Dani alias Danker Andesti tertarik. Tanpa malu-malu, dia minta bantuan @ojaatjeh untuk membuat akun Steemit. Setelah beberapa kali mencoba, gagal. Mereka meminta agar aku membantu. Aku klik sana-sini, dan sebuah konfirmasi masuk ke email untuk verifikasi akun. Setelah mengisi nama akun dan nomor handphone, proses registrasi pun selesai. Langkah selanjutnya hanya menunggu email dari pihak Steemit yang memberi tahu bahwa aplikasi yang bersangkutan disetujui.
Dari FreshRock Coffee, aku pindah ke Meurasa Kupi di jalan menuju lapangan Alun-alun Kota Sigli. Laga Jerman vs Meksiko terlalu penting untuk dilewatkan. Aku dan teman-teman memilih duduk di kursi yang langsung berhadapan dengan layar berukuran besar. Sebuah posisi yang nyaman menikmati pertandingan sepakbola.
Kehadiranku di warung kopi itu tak luput dari pantauan @rezaacoi dari KSI Pidie. Dia menyapa ramah, dan setelah berbasa-basi sekadarnya, dia mohon izin kembali ke kursinya di dekat rak mie Aceh. Aku berjanji nanti akan bergabung ke mejanya. Luthfi, pemilik akun @jeulamei tiba tak lama kemudian. Melihatku tidak semeja dengan @rezaacoi dia sempat kesal. “Nyan ban, meunan cara rupajih. Lheuh neuyue jak lon neutem duek bak meja laen,” katanya. Aku hanya tertawa kecil dan tak berniat membela diri.
Lima belas menit sebelum laga Jerman vs Meksiko dimulai, aku sudah bergabung di meja @rezaacoi. Selain @jeulamei di situ sudah ada @ojaatjeh dan @akmalz. Tak lama kemudian bergabung pula @riodejaksiuroe. Dan, setelah para Steemian bergabung di sebuah meja maka yang dibicarakan adalah masalah Steemit dan segala tetek-bengeknya. Beberapa hal yang dibicarakan bahkan sudah masuk kategori klise, saking seringnya hal itu disebut-sebut.
Namun, soal SteemPress menjadi tema serius yang kami bicarakan saat itu. Bahkan, topik SteemPress ini mengalahkan obrolan soal sepakbola. Boleh dibilang, kami sama sekali tidak menganggap laga Jerman vs Meksiko layak mendapat perhatian. Hanya sesekali saja kami perhatikan.
Reza Acoi berniat membeli domain dan hosting untuk situs ksipidie.org. Situs itu nantinya akan dikelola secara keroyokan bersama para anggota Steemian KSI Pidie. Aku mengusulkan agar mereka membeli sebuah server yang nantinya bisa digunakan oleh Steemian Pidie lainnya. “Nanti kalian hanya perlu beli domain saja seharga 150 ribu, lebih hemat.” Ide ini menarik minat mereka, dan mereka akan memikirkannya.
@ojaatjeh sebenarnya punya blog pribadi, tabibsehat.info. Namun, situs yang berisi konten kesehatan itu tidak lagi diperpanjang domain maupun hostingnya. Oja berharap pada @jeulamei agar membuat sebuah sub-domain pada situs ceritapidie.com yang dikelolanya.
@jeulamei selama ini sudah memasang SteemPress untuk situs ceritapidie.com, dan sejauh ini hasilnya cukup menggembirakan. Ya, dengan menggunakan SteemPress, seorang blogger bisa mendapatkan penghasilan ganda: upvote otomatis dari @steempress-io dan dari hasil klik iklan di blog.
Jadi, siapa pun yang berharap blognya dapat menghasilkan dollar, tidak ada salahnya memanfaatkan SteemPress. Memang, SteemPress bukan skema cepat kaya, tapi melalui SteemPress kita boleh berharap dapat meraih sesuatu dari aktivitas ngeblog. Banyak Steemian sudah membuktikannya. Sekarang, giliran Anda!