Orang-orang Beruang
uang ada di tangan. orang-orang yang mabuk selangkangan. orang-orang yang berebut jatah pendidikan. sayang nian. namun bermulalah uang. berakhir jua pada kematian. tapi apa pasal itu mati? jikalau hidup serupa mimpi. jikalau jabatan bisa dibeli. apalagi harga nasi. perkara mati, begi kami; orang-orang yang lupa diri, adalah perkara yang tak perlu digurui. sebab, uang sedang demikian penting. kami tak mau pening-pening. mati adalah urusan lain. toh, kami tak hidup di alam lain.
maka bermulalah uang. kemudian perang. kemudian dendam. kemudian nikmat perawan. kemudian perempuan simpanan. kemudian pesiar mingguan. kemudian penyakit akut. kemudian perasaan takut. kemudian kulit berkerut. kemudian malaikat maut.
tapi mati, tetap saja urusan lain. toh, kami tak hidup di alam lain. maka kembali kepasal pertama. uang ada di tangan. orang-orang yang memegang jabatan. orang-orang yang minim keturunan. celaka sudah. ceulaka dua blah, buat si miskin bermodal aamiiiin. sebab uang, kami tak butuh do’a. yang penting ada harga. maka apa pasal teriakan melengking. jikalau yang halal susah mencarinya. jikalau yang haram di depan mata. tak ada yang lebih menggiurkan dari pada segepok uang. bukan sejumput recehan. maka kenapa pula kau bertanya, hukum halal haramnya.
maka bermulalah uang. kemudian pesta. kemudian ganja. kemudian senggama. kemudian pengalokasian dana-dana. kemudian pencemaran nama-nama. kemudian studi banding. kemudian sesak kencing. kemudian bau pesing. kemudian jatuh miskin. kemudian bosan. kemudian sendirian. kemudian kuburan.
Banda Aceh, 7 Maret 2011
Reza Mustafa adalah Jama’ah Komunitas Kanot Bu