menjadi blogger

Taufik Al Mubarak

Serunya Menjadi Blogger di Era Digital

ACEHPUNGO.COM – Menjadi blogger dan dibayar dalam bentuk dollar atau rupiah sudah hal biasa. Kini, di era blogging berbasis blockchain, sejumlah blogger mulai mendapatkan bayaran dalam bentuk mata uang kripto (cryptocurrency). Begitulah serunya menjadi kreator konten di era digital.

Selama ini, banyak orang bertanya-tanya bagaimana menghasilkan Bitcoin atau mata uang kripto lainnya. Seakan-akan untuk menghasilkan Bitcoin kita harus menjadi penambang (miner), harus membeli perangkat berupa server canggih serta memiliki alat penyimpanan arus yang stabil, di mana semua itu tidaklah gratis alias berbiaya mahal.

Kini, kita tidak harus memiliki perangkat canggih, server mahal atau menyediakan arus listrik yang stabil untuk menambang Bitcoin atau mata uang kripto lainnya. Kita cukup menjadi kreator konten dan menulis artikel menarik secara rutin di blog. Sebagai imbalannya, kita akan mendapatkan sejumlah coin atau uang kripto yang nantinya bisa kita konversikan menjadi Bitcoin, untuk selanjutkan kita tarik dalam bentuk rupiah. Percaya, nggak?

Bagi yang baru mendengar istilah blogging berbasis blockchain pasti menganggap kabar ini cuma hoaks belaka. Bahkan, mendengar istilahnya saja sudah bikin bingung, boro-boro mendapat bayaran segala. Itu wajar, karena orang tidak gampang percaya kalau hanya ngomong doang. Saya pun awalnya juga berpikiran demikian. Tapi setelah mencoba dan terjun langsung dalam dunia blogging berbasis blockchain, saya mulai menikmati hasilnya. Ternyata, menghasilkan uang dari blog dalam bentuk mata uang kripto tidaklah sesukar yang orang pikirkan.

Sama seperti orang bermain Google Adsense, untuk menghasilkan reward dalam bentuk mata uang kripto, apakah itu Bitcoin, Ethereum, atau Litecoin, kita cuma butuh sebuah blog. Ya, sebuah blog. Hebatnya lagi, kita tidak harus meninggalkan Google Adsense atau program layanan iklan lainnya yang selama ini dipasang di blog. Soalnya, semua itu dapat dikawinkan dan dijalankan bersama-sama dalam sebuah blog.

Blogger di Era Blockchain
Pada Maret 2016 lalu, hadir sebuah platform media sosial blog yang memanfaatkan teknologi berbasis blockchain. Platform yang menganut sistem terdesentralisasi ini diberi nama Steemit oleh para pendirinya, Ned Scott dan Dan Larimer. Steemit berbeda dengan media sosial yang kita kenal selama ini, semisal Facebook, Twitter atau Instagram, di mana sebagai pengguna kita tidak mendapatkan reward apa-apa darinya.

Di Steemit, semua aktivitas kita mulai dari memposting tulisan, foto, video, atau berkomentar pada postingan orang lain akan mendapatkan reward dalam bentuk tokens Steem Dollars (SBD) dan Steem Power. Jumlah reward yang kita peroleh sangat tergantung pada persentase upvote (voting) dari pengguna lain yang memiliki jumlah Steem Power besar. Sebagai pengguna, kita pun bisa melipatgandakan penghasilan dalam bentuk hak kurasi konten, yang nilainya tergantung pada Steem Power yang kita miliki.

Bagaimana cara mengetahui jumlah reward yang kita terima? Pada bagian bawah setiap postingan/konten yang kita unggah, kita dapat melihat berapa jumlah voting dan nilai reward yang kita terima untuk setiap tulisan/konten. Masa voting untuk sebuah tulisan berlangsung selama tujuh hari, dan setelah masa voting berakhir, reward yang kita dapatkan itu masuk ke wallet (dompet) akun Steemit kita: biasanya dibagi rata dalam bentuk SBD dan Steem Power, tergantung kita mengaturnya bagaimana (50:50 atau 100%).

menjadi blogger
Reward dari Steemit

Bagi yang baru mendengar Steemit, hal itu terdengar rumit dan membingungkan. Pasti muncul pertanyaan, bagaimana cara mencairkan reward-reward tersebut menjadi uang rupiah? Namun, bagi yang sudah lama bermain Steemit dan terbiasa mencairkan reward dari hasil menulis di Steemit, soal ini sama sekali bukan lagi sebuah masalah. Mereka terbiasa menggunakan layanan pihak ketiga, seperti Blocktrades, Bittrex atau Poloniex untuk mengkonversi Steem dan SBD menjadi Bitcoin atau mata uang kripto lainnya, dan menjual kembali koin-koin itu. Bagi pengguna Steemit di Indonesia, mereka biasa menjual dan mencairkan reward yang diperoleh dari Steemit (setelah dikonversi ke Bitcoin dsb) melalui situs Indodax.

Asiknya, di Steemit kita tidak harus mengerti dan paham cara membuat blog. Platform tersebut sudah siap pakai, seperti halnya kita menulis di platform Medium yang blognya sudah jadi. Siapa pun bisa menjadi kreator konten di Steemit tanpa perlu memikirkan biaya membeli domain + hosting dan desain blog. Kita hanya dituntut menjadi kreator konten yang kreatif, menulis sesuai passion, serta membagikan momen menarik sehingga disukai banyak orang. Daya tarik sebuah konten sangatlah penting demi mendulang upvote dari orang-orang yang memiliki power lebih besar.

Bagi yang sudah nyaman menjadi blogger dan rutin menulis di blog setiap hari, aktif di Steemit dapat membuat blog terbengkalai. Mereka yang mencari uang dari aktivitas nge-blog tentu saja tidak menyukai kondisi begini. Namun, kita dapat mensiasatinya dengan menggunakan SteemPress, sebuah plugin WordPress untuk Steemit. Melalui SteemPress, tulisan yang kita posting di blog akan terhubung ke blockchain Steem, tulisan kita muncul di Steemit dan mendapatkan upvote seperti biasa dari pengguna lain.

Dari Blog ke Blockchain Steem
Menghubungkan blog ke blockchain Steem sangat menguntungkan. Ini akan menjadi pengalaman menarik bagi blogger terutama yang ingin memperoleh penghasilan ganda dari blog: reward dari Steemit dalam bentuk tokens/coin dan dari iklan yang dipasang di blog berupa dollar. Kok bisa? Inilah serunya menjadi blogger di era digital, semua menjadi serba mudah dan gampang.

Tak hanya itu, kita pun dapat menikmati nge-blog bercitarasa Steemit dan mencoba canggihnya teknologi blockchain. Namun, untuk menjajal serunya ngeblog berbasis blockchain kita membutuhkan blog yang self hosting, bukan blog gratisan. “Yee, ujung-ujungnya pakek bayar juga,” kalian pasti akan menggerutu demikian. Kalau mau serius cari uang dari blog, memang kita harus terlebih dulu mengeluarkan uang.

Namun, kini kita dapat memiliki website dengan biaya murah. Ada banyak penyedia hosting murah yang bisa kita gunakan. Dengan mengeluarkan biaya yang tidak seberapa, kita bisa memiliki website self-hosting yang bisa kita manfaatkan sebagai mesin uang. Sudah banyak blogger yang sudah membuktikannya. Memang, tidak semua blogger mampu menghasilkan uang dalam jumlah banyak dari mengelola blog, namun setidaknya kita bisa menjadikan blog sebagai sarana menghasilkan uang. Bukankah ada banyak jalan menuju Roma dan menjadi blogger sukses!

Seperti disinggung di atas, untuk menghubungkan blog ke blockchain Steem, kita membutuhkan SteemPrees, sebuah plugin wordpress untuk Steemit. Plugin yang dibuat oleh Martin Less (@howo) dan Fredrik Aarrestad (@fredrikaa) ini memudahkan para blogger memposting langsung tulisan ke blockchain Steem, Steemit dan memungkinkan mereka menghasilkan uang. “Publishes your article to the steem blockchain automatically to allow you to earn money,” demikian tertulis pada deskripsi plugin.

Ah, mana mungkin sebuah plugin dapat menghasilkan uang bagi blogger. Ini terdengar seperti tidak masuk akal, bukan?

Menjadi blogger
Saya dan seorang teman berpose di kawasan Angkor Wat

Upvote otomatis dari SteemPress
Pada tanggal 5 Juni 2018, SteemPress mengumumkan mendapatkan delegasi 1 juta Steem Power. Jumlah yang tergolong besar itu untuk membantu para blogger agar aktif di ekosistem Steemit. Para blogger yang memposting konten di blog menggunakan SteemPress akan mendapatkan upvote otomatis dari @steempress-io dengan persentase yang bot SteemPress, kita dan Tuhan saja yang tahu. Namun, jumlah nilai upvote-nya dijamin akan membuat para blogger tetap bersemangat menulis. Soalnya, menulis langsung di Steemit belum tentu akan mendapatkan nilai upvote demikian, kecuali mereka-mereka yang ber-Steem Power besar dan aktif di komunitas.

Saya sendiri pernah mendapatkan upvote dari @steempress sebesar 20 persen sebagai bentuk perkenalan. Kini, rata-rata persentase upvote yang saya terima hanya 7 persen. Jumlah tersebut sudah cukup untuk membuat saya betah menulis postingan di blog setiap hari. Di tengah harga Steem dan SBD yang terus menukik tajam memang tidaklah mudah menjaga semangat menulis tetap menyala-nyala.

Jika mengharapkan upvote dari @steempress saja memang tidaklah cukup. Karenanya, sebagai blogger kita harus tetap memberdayakan blog kita dengan memanfaatkan jaringan iklan yang ada seperti dari Google Adsense, misalnya. Inilah yang saya sebut sebagai penghasilan ganda dari blog: tokens/coin hasil upvote dari steempress dan dollar dari klik iklan adsense.

Lalu, di mana letak serunya menjadi blogger di era digital? Akhir Januari lalu, saya berkesempatan jalan-jalan ke Kamboja dan Vietnam. Sebagian besar dana untuk keperluan jalan-jalan itu berasal dari aktivitas saya nge-blog di Steemit. Saya ingat, sewaktu berangkat, di atas pesawat tujuan Kuala Lumpur, saya kebetulan duduk sebangku dengan seorang penjual kopi di Pidie beretnis Cina. Karena sudah lama hidup dan tinggal di Pidie, dia sangat mahir berbahasa Aceh. Pertemuan singkat itu saya tulis dalam bentuk postingan di Steemit saat menikmati ayam goreng di cafe kawasan KLIA. Di luar dugaan, tulisan tersebut mendapat upvote besar, dan seminggu kemudian ketika payout nilainya setara dengan Rp2 juta rupiah (sesuai harga SBD saat itu).

Di Vietnam, saat kehabisan uang cash, saya bergegas ke sebuah mesin ATM terdekat untuk menarik uang. Saya melakukan penarikan sebesar 2 juta Dong Vietnam, jumlah yang lebih dari cukup untuk biaya hidup selama dua hari di kota Ho Chi Minh. Saya memeriksa jumlah saldo di rekening saya, dananya justru bertambah bukannya berkurang. Cek punya cek, rupanya baru masuk pembayaran dari Google Adsense. Saya tersadar, begitulah serunya hidup di era digital. Segala sesuatu terjadi secara tidak terduga!

Maka, nikmat nge-blog mana lagi yang pantas disia-siakan?


3 thoughts on “Serunya Menjadi Blogger di Era Digital”

Leave a Comment