Boy Nashruddin Agus

Solusi Cerdas Kenali Bakat Anak

Meureudu – “Banyak bakat anak muda di Aceh yang terbuang sia-sia karena kita tidak mengetahui jalur dan pengembangannya,” kata Sri, Manajer PAUD Anak Ku, di Meucat Pangwa, Pidie Jaya, Kamis-Jumat (24 sampai 25/11).

Sebagai generasi muda Pidie Jaya yang mempunyai visi membentuk dan mengembangkan generasi muda, Sri berpikir ada baiknya mengetahui potensi yang tersembunyi dan belum diketahui sama sekali secara dini. Hal ini, katanya, harus dilakukan agar bisa memetakan pola pendidikan dan jalur profesi untuk putra-putra daerah agar bisa lebih berkembang dan bisa membangun kabupaten Pidie Jaya agar lebih baik ke depan.

“Meskipun pemetaan ini bersifat investasi jangka panjang, ini merupakan sebuah solusi cerdas guna membangun dan membentuk karakter pemuda yang tangguh dan visioner ke depannya,” tambah Sri usai mengikuti presentasi tes kecerdasan sidik jari yang digelar oleh STIFIn Finger Print Aceh di Gampong Meucat Pangwa, Kabupaten Pidie Jaya.

Katanya, kemudahan mengenali bakat anak secara dini yang dikembangkan oleh STIFIn, sangat membantu dan menjawab solusi yang ia pertanyakan selama ini.

“Selama ini, kita baru mengenal psikotes, tes IQ dan EQ untuk memetakan kepribadian seseorang. Tanpa disadari, tes-tes tersebut, tentunya sangat rumit mengingat banyaknya proses yang dilalui sehingga membuat anak-anak stress,” ujar Direktur STIFIn Finger Print Aceh, Mulyadi Nurdin, di Meucat Pangwa, Pidie Jaya.

Menurutnya lagi, dengan adanya sebuah alat pemetaan kecerdasan sidik jari yang telah dikembangkan oleh STIFIn tersebut, telah mempermudah seseorang untuk mengenali bakat yang terpendam dalam dirinya, tanpa harus dilanda stress karena mengisi lembaran-lembaran jawaban yang sedikit rumit.

“Tinggal diambil sidik jari sepuluh jari saja, prosesnya pun tak lama. Hanya dua menit, kita analisa melalui sebuah alat berdasarkan teori-teori psikotes, IQ dan EQ, sudah bisa melihat hasilnya,” kata Mulyadi.

Namun disayangkan, pengenalan bakat secara dini ini belum begitu familiar di mata masyarakat Aceh. Apalagi, biayanya tidak sedikit. “Ya, untuk investasi masa depan seorang anak, apa salahnya kita sedikit mengeluarkan dana agar lebih terarah dan sesuai jati diri dan kepribadian anak tersebut,” pungkasnya.[]