Qaid Arkana

Taliban akan Buka Kantor Politik

Kabul – Taliban mengatakan telah mencapai kesepakatan awal untuk membangun kantor politik, kemungkinan di Qatar, sebagai bagian dari rencana negara barat untuk menghentikan perang.

Dalam sebuah pernyataan mengkonfirmasi langkah, yang telah mendapatkan dukungan dari Presiden Afghanistan Hamid Karzai. AS dan Jerman juga mendesak pendirian kantor perwakilan sebagai upaya untuk memulai perundingan.

Gedung Putih mengatakan menyambut baik “setiap langkah” untuk rekonsiliasi.

Presiden Barack Obama “telah jelas kita akan mendukung dan berpartisipasi dalam upaya rekonsiliasi Afghanistan”, kata juru bicara Jay Carney.

Tetapi dia menambahkan rekonsiliasi hanya dapat dilakukan jika Taliban menghentikan kekerasan, memutuskan hubungan dengan Al-Qaida dan mematuhi konstitusi Afghanistan.

Langkah itu juga disambut baik oleh Dewan Tinggi Perdamaian Afghanistan, yang selama ini mencoba sebuah perundingan untuk mengakhiri perang.

Tetapi, masih ada ketidakjelasan jika pemberontak, yang mengklaim menang perang, bersiap untuk melakukan pembicaraan damai – dan apakah ini dilakukan ketika pasukan internasional terus membunuh anggota dan komandan Taliban, kata wartawan BBC di Kabul Quentin Sommerville.

Sementara itu, setidaknya 12 orang termasuk polisi tewas dalam tiga serangan bom di bagian selatan kota Kandahar, seperti disampaikan pejabat setempat.

Tanggapan penting

Dalam pernyataannya, pemberontak mengatakan “masalah utama” Afghanistan dimulai dengan invansi AS pada 2001 dan “dua pihak besar yang terlibat dalam masalah ini adalah Islamic Emirate of Afghanistan [Taliban] dan pihak lain AS dan sekutu asing mereka”.

Pernyataan it juga mengatakan langkah Taliban “selalu mencari jalan untuk mengatasi isu atau masalah dengan pihak yang berlawanan dengan perundingan” dan memperingatkan koalisi barat bahwa mereka “tidak akan memaksa masyarakat Afghan dengan menggunakan kekerasan untuk mematuhi mereka”.

“Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dengan kalangan internasional, kami mencoba untuk mendirikan kantor politik – termasuk di Qatar.”

Pernyataan itu menambahkan bahwa mereka meminta pembebasan tahanan dari penjara Guantanamo , AS sebagai bagian dari kesepakatan.

Koresponden di Kabul melaporkan permintaan ini sulit, karena pejuang Talibanyang ditahan disana memiliki hubungan langsung dengan al-Qaida dan sejumlah orang diantaranya bertanggung jawab atas kematian warga AS.

Pernyataan itu juga membantah laporan palsu mengenai negosiasi oleh “media dan pejabat barat”.

Tetapi, pernyataan itu tidak menyinggung mengenai pemerintah Afghanistan yang disebut Taliban sebagai rejim boneka.

Tuntutan sulit

Bulan lalu, Presiden Karzai memberikan dukungan terbuka terhadap rencana itu, setelah sebelumnya menolak ide itu. Dia juga marah karena AS dan Jerman telah mendiskusikan lokasi potensial tanpa melibatkan dirinya.

Kabul berulang kali menekankan bahwa tidak akan menerima intervensi politik dalam perundingan dengan Taliban.

Upaya berunding dengan Taliban, terhenti karena berbagai peristiwa termasuk pembunuhan pemimpin dewan perdamaian, Burhanuddin Rabbani, September, yang sedang mediasi dengan kelompok militan.

Taliban membantah bertanggung jawab atas peristiwa itu, tetapi mengatakan serangan itu untuk menimbulkan ketidakpercayaan.

Seorang juru runding di dewan, Arsala Rahmani, mengatakan Taliban butuh berhubungan dengan komunitas internasional.

“Kami menyambut keputusan mereka untuk mendirikan kantor politik,” kata dia kepada kantor berita Reuters.

AS dan Afghanistan juga mendesak agar Pakistan – yang diyakini sebagai basis pemimpin Taliban – harus terlibat dalam proses perundingan. [BBC]