Ia menjelaskan, dengan pemakaian suntik dan pil KB akan membuat tulang keropos dan kondisi badan menggemuk, haid tidak lancar, bisa menimbulkan flek-flek diseluruh tubuh karena cara itu menggunakan hormon tubuh.
Selain itu kata Sultri, alat kontrasepsi ini bisa membuat kanker payudara, terlebih kepada wanita yang pernah melakukan operasi, maka pengunaan alat penjarak anak itu bisa menumbuhkan kembali tumor penyakit mematikan itu.
Solusi ditawarkan untuk beralih pada alat kontrasepsi baru yakni KB spiral yang dianggap lebih rendah resiko dibandingkan alat suntik dan pil kemudian jangka pemakaianpun bisa memuaskan.
“KB Spiral ini lebih efektif digunakan, terutama tidak terlalu beresiko dan pemakaiannya tidak repot karena dia hanya dipasang ditubuh wanita tidak mengunakan hormon,” jelasnya.
Lebih lanjut dikatakan, dengan peralihan ini juga bisa menghemat biaya serta membantu penghematan dana pemerintah dalam memproduksi pil KB dan suntik, karena kedua alat kontrasepsi ini harus digunakan secara rutin tiga bulan sekali, sementara spiral memiliki jangka sampai 10 tahun sekali.
Tercatat untuk Aceh Barat, sebut Sultri, pemakaian alat kontrasepsi KB sudah mencapai 2.000 jiwa lebih sudah sampai pada target lampu hijau, sementara upaya kedepan dilakukan untuk keberlanjutan program keluarga berencana ini, mengunakan sistem Metode Operasi Pria (MOP).
“KB ini giliran kaum pria, karena kondisi wanita saat ini cukup memprihatinkan apabila lama-lama mengunakan alat kontrasepsi bahkan ada yang sampai menopause, untuk itu kita harapkan sekarang ini pengorbanan dari kaum pria pula,” harap Sultri.
Ia menjelaskan pemakaian alat kontrasepsi terbaru untuk kaum pria ini, katanya cukup mudah, hanya dengan sedikit operasi dikemaluan untuk mencegah keluarnya hormon pria kedalam kelamin wanita saat berhubungan.
Ia menambahkan terlebih saat ini pemerintah membuat program KB gratis untuk pemakaian alat MOP ini mulai dari operasi kecil sampai biaya transportasi ditanggung oleh pemerintah. [ANTARA]