Harlan

BBM Naik Rp 1.500, Ekspor Kontraksi 0,02 Persen

Jakarta-Rencana pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi, tidak akan berdampak banyak bagi kinerja ekspor Indonesia. Jika kenaikan harga BBM sebesar Rp 1.500 per liter kontraksi atau penurunan ekspor diproyeksikan sebesar 0,02 persen.

Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengemukakan, berdasar perhitungan Kementerian Perdagangan dampak kenaikan harga BBM terhadap ekspor tidak terlalu besar. “Hitungan kami dari target pertumbuhan ekspor sebesar 12,3 persen, akan mengalami penurunan sekitar 0,02 persen,” kata Bayu, Sabtu (3/3) di Jakarta.

Dia menjelaskan, kontraksi yang cukup rendah tersebut disebabkan karena situasi eksternal juga mengalami kondisi serupa. Kenaikan harga BBM dialami seluruh negara produsen. Artinya dari aspek biaya produksi, kenaikan terjadi secara merata.

“Semua negara mengalami tekanan harga BBM. Artinya lonjakan biaya produksi terjadi merata. Jadi, produk kita masih tetap kompetitif,” katanya.[kompas.com]