18 Tahun, Aku Lelah dan Kurasa Cukup!

Pan Amroe

Aku sudah sangat lelah dan usang di bangku kuliah. Bayangkan saja, sudah 18 tahun, aku masih saja berkutat dengan skripsi. Dan kali ini skripsi ketiga yang kutulis dengan judul yang berbeda. Dibalik itu, aku masih boleh bersyukur karena Tuhan telah menganugerahkan aku sebuah semangat, hingga aku mampu berada di garis akhir penelitian ku. Itu semua, karena aku tidak mau menjadi sarjana dodol yang disebut-sebut dalam lirik lagu Iwan Fals.

Jauh sebelumnya, aku sudah menjadi mahasiswa sejak tahun 1999. Aku barengan masuk dengan @sangdiyus, dan kami terdaftar di Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala. Dan hampir semua tentangku, pria pengagum kopi itu tau. Mulai dari cara jalanku, cara tidurku, bicaraku, makananku, dan bahkan celana dalamnya pun ia faham dimana sering kucampakkan. Tapi itu dulu sekali.

Masih dalam cerita ku dengannya, kami pernah sama-sama berhadapan dengan dosen yang sangat lucu, objektif, dan bahkan pilih kasih. Soal pilih kasih, maka tersebutlah kami dalam daftar nama mahasiswa yang seringkali tersisih. Lebih parah lagi, nama kami pun akhirnya berhasil masuk dalam mahasiswa yang terancam drop out. Padahal tugas akhir kutipan sudah siap disidangkan. Ujungnya, @sangdiyus berhasil lulus, sementara aku berhasil disekap oleh birokrasi.

Cerita belum juga selesai. Untuk mempertanggungjawabkan alasan aku pertama ke Banda Aceh, maka aku harus rela berganti nomor induk mahasiswa (NIM), aku pindah ke kuliah sore. Sialnya, pembantu dekan I yang menurutku paling membenciku telah menjabat sebagai dekan. Ini berita buruk bagiku, apalagi semua keperluan lagi-lagi harus melewati tangannya. Ya Allah, cobaan apalagi ini, semoga aku mampu menghadapi.

Sebagai mahasiswa yang sudah terbilang tua, baik secara umur dan lamanya kuliah, aku mesti malu. Dalam rasa malu, kuyakin diri untuk tetap semangat karena tugasku belum selesai. Banyak orang bertanya pula, kenapa kuliahku gak siap-siap. Orang tua di kampung pun sudah sering bertanya, “Kenapa kuliahku tidak selesai-selesai?.” Jujur aku bingung, aku hanya mampu berujar, “Cara kuliahku berbeda dari kakak dan adikku”.

Sadar waktu semakin sempit, dan aku tidak mau di-drop out untuk kedua kali, aku pun menulis proposal penelitian untuk kedua kali dengan judul yang berbeda. Berulangkali aku mencoba menghubungi kepala jurusan untuk konsultasi, dan berulangkali pula ia beralasan sibuk. Belakangan aku faham, kepala jurusanku adalah bawahan mantan pak dekan, dan wajar ia menghadangku. Tapi demi Allah, aku tidak pernah faham apa salahku.

Singkat cerita, aku mendapat kabar bahwa aku kembali akan di-drop out dari bangku kuliah. Aku mengadu pada dekan baru, kata dekan semua terserah jurusan. Aku mengadu pada kepala jurusan, katanya ia harus menghadap dekan. Kutunggu beberapa waktu, kepala jurusan sedang sibuk di luar kampus. Kucari kabar, lagi-lagi katanya aku tidak mungkin lagi untuk selesai.

Aku mundur selangkah, aku tidak ingin bersikap frontal. Aku mulai berpikir bahwa Unsyiah bukanlah satu-satunya tempat aku belajar. Dengan sadar, aku menghadap menulis surat permohonan pindah kuliah, dan Alhamdulillah semuanya berjalan lancar tanpa ada halangan. Setelah semua administrasi permohonan pindah kupegang, satu kalimat kulayangkan kepada ibu ketua jurusan, “Selamat, ibu sudah berhasil.” Maka, tamatlah cetritaku di kampus pertama dan juga kampus keduaku yang berjuluk “Jantong Hate Rakyat Aceh.”

Babak ketiga kuliah kutempuh di Universitas Abulyatama. Di kampus baru ini aku bernomor induk 14150055P. Di sini, aku mulai menjalani kehidupan seperti mahasiswa baru. Kebanyakan dari mahasiswa kuliah adalah anak-anak usia belasan, sedangkan aku sudah kepala tiga. Bahkan satu dosenku di kampus baruku adalah adik letingku di kampus lama. Ia segan, tapi aku bilang, “Bersikap saja sewajarnya, karena aku mahasiswa dan engkau dosen.”

Singkat kisah, setelah hampir genap 18 tahun aku berkutat dengan kuliah, dan akhirnya, dua hari lalu aku telah selesai berkonsultasi dengan dosen pembimbing pertama. Skripsiku yang kesekian ini sudah ia koreksi. Semoga saja, dan InsyaAllah dalam bulan ini, semua perjuangan yang sudah mulai sejak tahun 1999 bisa selesai tanpa ada halangan.[]

Leave a Comment