BANDA ACEH | ACEHPUNGO.COM – Wakil Menteri Keuangan Republik Indonesia, Prof. Dr. Mardiasmo, MBA., Akt., Rabu (24/10), memberikan kuliah umum di hadapan ribuan mahasiswa Unsyiah di
di Gedung AAC Dayan Dawood, Darussalam, Banda Aceh. Kuliah umum ini mengangkat tema ‘Industri Kreatif di Era Bisnis Digital’.
Mardiasmo mengatakan ekonomi kreatif dapat memberikan dampak sosial paling
luas dalam menyejahterakan masyarakat. Hal ini dikarenakan sektor ekonomi
kreatif dapat digeluti oleh siapa saja tanpa memerlukan modal besar, serta
dapat dilakukan di mana saja tanpa memandang batas usia.
Ekonomi kreatif menurutnya juga dapat menumbuhkan citra positif bangsa
serta meningkatkan pendapatan negara. Hal ini telah terlihat saat
penyelenggaraan Asian Games beberapa waktu lalu di Jakarta dan Palembang
yang memberikan manfaat besar. Saat itu banyak bisnis kreatif bermunculan,
seperti merchandise, kuliner, musik, video, dan konten kreatif lainnya.
“Terpenting dalam menjalankan ekonomi kreatif harus selalu mengedepankan
inovasi dan kreatifitas,” kata Mardiasmo.
Mardiasmo menyebutkan ada 16 subsektor ekonomi kreatif yang saat ini
dijalankan di Indonesia. Namun, ada tiga yang menjadi unggulan, yaitu fashion, kuliner, dan kriya. Dari jumlah ini, 54,96 persen dilakukan oleh kaum perempuan. Sementara subsektor yang mengalami perkembangan signifikan,
yaitu aplikasi games, film, dan musik.
Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng., mengatakan industri
ekonomi kreatif secara nasional telah mengalami pertumbuhan positif dalam
tiga tahun terakhir. Ia mengutip data nasional Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) yang memprediksikan tahun 2018, sumbangan industri ini terhadap
Produk Domestik Bruto (PDB) lebih di atas seribu triliun rupiah. Pada skala
global, nilai ekonomi industri kreatif mampu melampaui industri
perminyakan. Bahkan, para ekonom memprediksikan jika ke depan, ekonomi
global akan bergantung kepada sektor industri kreatif.
“Penggunaan teknologi digital dalam mengembangkan industri kreatif
Indonesia, dapat mengangkat persaingan bangsa secara global dan membangun
rasa bangga di dalam negeri,” ujar Samsul Rijal.
Rektor juga menambahkan jika Unsyiah berkomitmen untuk melahirkan lulusan
yang mampu berkontribusi dalam industri ekonomi kreatif. Hal ini diwujudkan
dengan upaya membuka program studi baru Magister Eco-Technopreneurship.
Progam studi ini diproyeksikan untuk menjawab tantangan revolusi industri
4.0. (Humas Unsyiah)