Oleh Abdul Razak M.H. Pulo
Dalam tulisan ini, kata ‘impoten’ yang saya maksudkan adalah arti yang sebenarnya dari impoten, yaitu ketidakmampuan untuk memulai dan mempertahankan ereksi. Bukan impoten dalam tanda kutip dimana diartikan sebagai ketidakmampuan menjalan pemerintahan atau program-program yang sudah disusun tidak berjalan sesuai harapan.
Semakin tua usia seseorang, semakin mengecil alat vitalnya. Menurut para ahli, pria yang memasuki usia 40 tahun, fisik penisnya akan mengalami perubahan. Perubahan itu, antara lain, ujung penis akan kehilangan warna aslinya yang agak ungu akibat berkurangnya aliran darah ke area tersebut. Rambut di sekitar penis pun perlahan rontok. Dengan semakin berkurangnya hormon testosteron, penis secara bertahap akan kembali ke bentuk seperti masa pra-puber, biasanya juga kehilangan rambutnya.
Untuk bisa ereksi sempurna, penis memerlukan aliran darah yang cukup dan lancar. Itu sebabnya penyakit pembuluh darah dapat menyebabkan impotensi. Penyakit pembuluh darah itu banyak sekali ragamnya, namun yang paling sering dan mudah dijumpai pada calon pemimpin Aceh, yang suka makan daging kambing, merokok, dan minum kopi adalah penyakit darah tinggi yang disertai dengan aterosklerosis, yaitu suatu penumpukan lemak pada dinding-dinding pembuluh darah.
Bukan hanya itu penyebab impotensi, kerusakan saraf yang menuju dan meninggalkan penis juga bisa menyebabkan impotensi. Nah, kerusakan saraf ini bisa terjadi akibat stroke dan diabetes. Dua penyakit yang sangat beresiko dialami masyarakat Aceh. Pola hidup yang tidak sehat dan banyak mengkonsumsi makanan berlemak serta malas makan sayur dan kurang olang raga adalah penyebab utamanya. Semua bisa mengalaminya, termasuk calon pemimpin Aceh bukan?
Faktor yang tak kalah penting dan sangat berpengaruh terhadap impotensi adalah faktor gangguan masalah psikis alias kejiwaan. Bahkan menurut para ahli, faktor inilah yang paling besar dan utama menyebabkan seseorang menderita impotensi.
Gangguan mental ini bisa berupa depresi, kecemasan, juga PTSD (Post Traumatic Stress Disorder). Sebenarnya saya ingin menekankan panjang lebar mengenai PTSD ini, namun saya pikir lebih baik saya uraikan dalam tulisan tersediri nanti. Mengingat Aceh adalah bekas daerah konflik, maka tak bisa dipungkiri bahwa masyarakat Aceh banyak menderita gangguan mental, baik yang ringan (kadangkala disangkal oleh penderita) maupun yang berat sampai harus dirawat di rumah sakit jiwa. Mengingat resiko-resiko psikis ini, maka tidak tertutup kemungkinan calon pemimpin Aceh juga ada yang mengalami PTSD ini. Untuk itu, kita harap jangan sampai terlewatkan saat pemeriksaan kesehatan, karena kalau mereka lolos, sangat mungkin mereka akan mengalami impotensi kelak.
Saya berharap dalam pemeriksaan kesehatan calon pimpinan Aceh mesti dilakukan dengan benar sesuai dengan fakta yang ditemukan pada si calon. Kalau memang ia menderita diabetes, katakan diabetes. Kalau ia stroke katakan stroke. Kalau ia depresi jangan katakan sehat rohani. Jangan ada yang ditutupi karena sangat penting bagi masa depan semua. Bukankah di dalam persyaratan calon pemimpin daerah pun disebutkan bahwa seorang calon pemimpin harus sehat secara jasmani dan rohani?
Maka dalam pandangan saya, sangatlah penting untuk menilai fungsi ereksi calon pimpinan Aceh mengingat betapa vitalnya fungsi ereksi ini dalam menjalankan roda pemerintahan. Pemimpin dengan fungsi seksual yang baik dan sehat, diyakini bisa menjalankan pemerintahan dengan kepala yang jernih, bahkan bisa berkonsentrasi memikirkan rakyatnya bukannya sibuk mencari terapi ke sana sini. Dan sayangnya, Mak Erot sudah tiada.
Sangat mengkhawatirkan bila seorang pemimpin mengalami impotensi. Program-program yang sudah dicanangkan akan berjalan timpang. Ketakutan atas apa yang dialami oleh dirinya akan menjadi momok bagi dirinya sendiri sehingga sulit baginya untuk bisa berpikir objektif dan seimbang. Besar kemungkinan keinginan untuk menutupinya dengan cara melakukan dominasi kekuasaan dan menjatuhkan yang lain dengan cara-cara yang tidak sehat pun bisa dilakukannya. Kepentingan pribadi untuk menutupi semua kekurangannya itulah yang akan lebih mendominasi.
Pilihlah pemimpin aceh yang sehat! Yang tidak impoten baik dalam arti sebenarnya maupun yang dalam arti tanda kutip.
Abdul Razak M.H. Pulo adalah seorang dokter yang mengamati perkembangan politik dari sisi medis.