Qaid Arkana

Penjualan perdana iPhone di Cina rusuh

Beijing-Produk iPhone 4S terbaru dari Apple yang sedianya dijual untuk pertama kalinya di toko resminya di Beijing Jumat (13/01) batal dilepas karena kekhawatiran akan timbul kerusuhan akibat banyaknya calon pembeli yang sudah mengantri.

Toko Apple dan polisi khawatir akan terjadi kerusuhan melihat banjir calon pembeli.

Menjelang pagi, ratusan pengantri yang sudah mengular di luar toko bentrok dengan polisi dan petugas keamanan setelah seseorang mengumumkan dengan pengeras suara bahwa para pengantri diminta pulang karena produk yang mereka idamkan tak jadi dijual hari ini, tulis kantor berita Reuters.

Ratusan orang yang sudah bermalam di luar toko, dengan suhu dibawah minus 9 derajat celsius, sontak marah dan meluapkan kekecewaan mereka pada aparat.

“Saya sudah antri dari jam 16.00 kemarin sore sampai jam 07.00 pagi ini. Apple bikin banyak pelanggannya di Cina patah hati. Tidak pantas Apple melakukan hal ini,” protes mahasiswa Beijing, Liu Tao.

Antrian akhirnya dibubarkan polisi sekitar pukul 10.00 waktu setempat (pukul 09.00 wib), lalu bangunan sekitar toko dan halamannya diberi garis pembatas larangan melintas.

Sejumlah media lokal melaporkan kemarahan calon pembeli juga diwarnai dengan aksi kekerasan berupa pelemparan telur ke arah jendela etalase toko pembuat barang-barang berteknologi tinggi itu.

“Apple Cina harus memberi penjelasan. Kami sudah tunggu lama sekali bahkan ada yang sudah antri dua hari lalu dengan menempuh perjalanan jauh dari Tibet,” seru Sun Jiaqing, penyuka produk Apple dengan marah.

Pengambil Keuntungan

Di Shanghai, ribuan calon pembeli juga sudah antri sejak sehari sebelumnya, namun mereka berjejer tertib. Meski tidak ada kerusuhan, banyak calon pembeli akhirnya pulang dengan tangan hampa karena toko Apple tidak melayani penjualan dengan kartu kredit.

Jin Long, seorang calon pembeli yang sudah antri selama lebih dari 15 jam, mengaku sangat kecewa karena tak membawa uang tunai cukup sehingga impiannya mengantongi iPhone 4S buyar.

Produk serupa pertama kali dijual di pasar AS Oktober lalu dengan harga berkisar pada US$199 (Rp1,8 juta) untuk kapasitas 16GB sampai dengan US$399 (Rp 3,6 juta) untuk kapasitas 64GB.

Produk Apple sangat populer di Cina dimana banyak konsumen bersikap sebagai pembeli yang gila teknologi dan ingin muncul sebagai pemakai alat teknologi terbaru.

Namun menurut laporan sejumlah media lokal di Cina, kecenderungan ini juga dimanfaatkan oleh para pengambil keuntungan dengan membeli sebanyak mungkin produk baru yang dilepas ke pasar dalam jumlah terbatas dan kemudian menjualnya kembali untuk mendapat laba.

Situasi serupa terjadi di Indonesia, akhir November tahun lalu, dimana tiga ribuan orang mengantri untuk mendapat produk Blackberry terbaru yang dipasarkan di sebuah pusat perbelanjaan mewah di Jakarta.

Sejumlah calon pembeli pingsan dan luka akibat berdesakan dan sesak napas, karena panjang dan penuhnya antrian.

Saat itu Blackberry berencana melepas sekitar seribu unit produk terbarunya dengan harga hanya separuh harga asli.

Polisi akhirnya menjadikan penyelenggara acara, termasuk seorang warga asing yang menjabat sebagai direktur Blackberry di Indonesia, sebagai tersangka.[bbc]