Sex Shop
Amsterdam – Kalau aku ke Amsterdam setelah puas muter-muter di daerah Dam dan Klavestraat dan jeprat-jepret di daerah Redlight, aku suka melewatii sex shop.
Amsterdam – Kalau aku ke Amsterdam setelah puas muter-muter di daerah Dam dan Klavestraat dan jeprat-jepret di daerah Redlight, aku suka melewatii sex shop.
AMSTERDAM sama seperti kota Jakarta yang selalu hidup selama 24 jam, apalagi kalau sudah mulai sore menjelang malam. Suasana disana makin meriah saja. Banyak orang berseliweran dari pagi hingga menjelang pagi lagi. Waaah pokok jalan ’Oudezijds Achterburgwal kawasan de Wallen selalu hidup, nggak pernah ada matinya. Sama juga seperti kawasan Jakarta di daerah Hayam Wuruk ...
Gambar di samping kalau di Belanda namanya Scooters. Aku sering menjumpai para pengendara Scooters ini setiap saat di jalanan. Scooters ini khusus untuk para orangtua yang sudah tidak kuat berjalan jauh lagi atau para pecandang cacat, agar mereka bisa bebas bergerak kemana pun mereka ingin pergi tanpa bantuan dan tergantung orang lain.
Katanya laki-laki lebih memikirkan seks, sedangkan perempuan lebih memikirkan shopping. Betul nggak sih pendapat itu? Menurut bisik-bisik, jika sedang berbicara dengan lawan jenisnya laki-laki suka memikirkan fantasy seks yang erotis.Terlepas lawan jenisnya menarik atau tidak, ternyata hasrat fantasy-nya itu selalu ada. Ah, masa sih?