Deretan Bencana Alam Mengerikan Ini Pernah Melanda Indonesia

Boy Nashruddin Agus

Gempa kuat beserta tsunami yang mengguncang Donggala, Sigi dan Palu di Sulawesi Tengah pada akhir September 2018 masih membekas hingga sekarang. Bencana alam yang disertai dengan likuifaksi di sejumlah daerah pesisir turut menambah kekhawatiran bagi publik di negara tersebut. Namun, gempa yang menghilangkan ribuan nyawa dan merusak sebagian besar infrastruktur itu, bukan satu-satunya bencana alam terdahsyat yang pernah terjadi di Nusantara.

Berdasarkan penelusuran penulis, bencana alam dahsyat dan tercatat dalam sejarah pernah melanda sejumlah kawasan Indonesia. Bencana-bencana itu tidak hanya meluluh lantakkan sebagian negeri, tetapi juga merenggut korban dalam jumlah masif.

Sebagai negara yang terletak di ring of fire (cincin api), kepulauan Indonesia memang akrab dengan bencana alam. Bencana paling dominan terjadi adalah banjir, longsor, dan tentu saja gempa. Selain itu, Indonesia juga kerap dihantam gelombang pasang, angin kencang disertai puting beliung dan kebakaran hutan.

Sejumlah bencana tersebut tidak semuanya disebabkan oleh keberadaan Indonesia di jalur cincin api, tetapi juga imbas aktivitas negatif sebagian besar manusia.

Berikut sejumlah bencana dahsyat yang pernah melanda Indonesia dalam 2 abad terakhir:

1. Meletusnya Gunung Api Tambora (1815)
Gunung Tambora berada di Kabupaten Dompu dan Bima Kepulauan Sunda Kecil, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Sebelum tahun 1815, Gunung Tambora dikenal sebagai gunung berapi “tidur” yang ketinggiannya mencapai 4.300 m.

Letusan gunung api ini tidak hanya menyebabkan 71 ribu manusia meninggal dunia. Namun, letusan gunung tersebut juga menyebabkan perubahan iklim dunia. Berdasarkan penelusuran yang dilakukan penulis, diketahui letusan gunung api Tambora turut berdampak hingga benua Eropa dan Amerika. Bencana alam ini juga menyebabkan Tahun Tanpa Musim Panas pada 1816, dimana debu letusan gunung Tambora turut mengubah iklim secara drastis dan mengakibatkan banyak panen yang gagal serta kematian ternak.

Letusan Tambora bahkan disebut-sebut sebagai penyebab utama bencana kelaparan dunia terburuk yang terjadi pada abad ke 19.

2. Tsunami Simeulue (1861)
Katherine Frances Whitlow seorang peneliti dari Central Washington University berhasil mengungkap sejumlah bukti terkait tsunami yang melanda Simeulue pada 1861 Masehi. Bencana alam yang melanda daerah kepulauan di Aceh ini sebelumnya tidak banyak terungkap ke publik.

Katherine dalam tesisnya berjudul “The 2004 and 1861 Tsunami Deposits on Simeulue Island, Western Sumatra”, berhasil memetakan paleoseimologic, dan geochronologic studies tsunami dengan wilayah penelitian di Inor, pantai Busong, dan pantai Langi, Simeulue. Dalam penelitiannya tersebut, dia membenarkan ihwal tsunami yang pernah melanda daerah Simeulue periode 1861.

Hal ini selaras dengan kearifan lokal masyarakat Simeulue yang seringkali meninabobokan anak-anaknya dengan syair tentang gempa dan tsunami. Dalam budaya Simeulue, dua bencana ini disebut dengan linon untuk gempa dan smong untuk tsunami.

3. Letusan Gunung Krakatau (1883)
Gunung yang berada di Kepulauan Krakatau ini meletus pada 26-27 Agustus 1883. Saat itu, wilayah tersebut berada di bawah jajahan Hindia Belanda yang sekarang tunduk di bawah kedaulatan Indonesia. Letusan gunung Krakatau dikenal sebagai salah satu bencana alam mengerikan yang pernah melanda Indonesia.

Sedikitnya 36.417 korban jiwa tercatat meninggal dunia akibat meletusnya Krakatau. Kejadian tersebut juga berdampak ke seluruh penjuru dunia.

4. Letusan Gunung Kelud (1919)
Gunung Kelud merupakan salah satu gunung berapi paling aktif di Indonesia. Carl Wilhelm Wormser salah satu pejabat Pengadilan Landraad Hindia Belanda di Tulung Agung yang menyaksikan fenomena alam ini menyebutkan, letusan Gunung Kelud pada 20 Mei 1919 turut membuat langit di sekitar kawasan menjadi gelap.

“Kawah memuntahkan lahar dan abu dan disertai awan gas beracun. Hutan, tanah dan sawah terselimuti kain berwarna abu-abu. Belasan desa raib dari peta bumi. Ribuan korban jiwa terkubur hidup-hidup.”

Letusan 1919 ini menyebabkan 5 ribu lebih manusia menjadi korban dan 15 ribu hektar lahan produktif rusak karena aliran lahar yang mencapai 38 Km.

Gunung Kelud juga meletus beberapa kali setelah 1919 dan terakhir “meluapkan amarahnya” pada 2014.

5. Letusan Gunung Merapi (1930)
Secara geografis diketahui Gunung Merapi berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta. Gunung ini merupakan salah satu gunung api paling aktif yang ada di Indonesia.

Gunung ini diketahui telah beberapa kali meletus. Letusannya paling dahsyat terjadi pada 1930 yang menimbulkan awan panas hingga 20 kilometer ke arah barat. Dalam catatan kompas.com, diketahui erupsi pada 1930 ini membuat 13 desa terkubur, sebanyak 23 desa rusak dan 1.369 jiwa manusia menjadi korban.

6. Letusan Gunung Agung (1963)
Gunung yang berada di Provinsi Bali, Indonesia, ini merupakan salah satu gunung api aktif yang telah meletus beberapa kali. Namun, erupsi Gunung Agung terparah yang berhasil tercatat dengan baik terjadi pada 1 April 1963. Letusan gunung ini turut mengubah kehidupan manusia di Bali. Lebih dari 1.500 orang dilaporkan tewas akibat erupsi gunung tersebut.

7. Tsunami Flores (1992)
Tsunami Flores, Nusa Tenggara Timur, terjadi pada 12 Desember 1992. Air laut pasang setinggi 36 meter ini terjadi setelah gempa berkekuatan 7,3 skala richter. Bencana tersebut menelan korban jiwa hingga 2.100 orang dan memporakporandakan kawasan.

8. Tsunami Aceh (2004)
Tsunami Aceh yang dipicu oleh gempa berkekuatan 9,3 skala richter menyebabkan 220 ribu jiwa manusia meninggal dunia dan tidak sedikit korban dinyatakan hilang di Indonesia pada 26 Desember 2004. Mayoritas korban berasal dari Aceh, terutama di Banda Aceh, Aceh Besar, Aceh Jaya, Aceh Barat dan di pesisir pantai timur Aceh. Bencana alam paling mengerikan ini juga turut melanda sejumlah negara di Asia, seperti Malaysia, Thailand, India dan Srilanka. Tsunami yang terjadi pada 2004 juga menelan korban di pantai timur Afrika.

Tsunami Aceh diketahui sebagai bencana kemanusiaan paling besar terjadi di Indonesia dan juga dunia. Tsunami paling merusak ini bahkan menenggelamkan sebagian besar daratan di Aceh. Beberapa pemukiman penduduk juga turut hilang pascabencana tsunami ini. Tak hanya itu, tsunami Aceh 2004 juga menyebabkan likuifaksi di pantai Manohara, Pidie Jaya dan potensi likuifaksi lanjutan di sebagian besar daratan Sumatra.

9. Gempa Yogyakarta (2006)
Gempa yang terjadi pada 27 Mei 2006 ini membuat 6.234 orang meninggal dunia. Gempa tektonik berkekuatan 6,2 skala richter ini juga merusak sejumlah infrastruktur dan situs bersejarah.

10. Gempa Sumatera Barat (2009)
Gempa yang menewaskan 1.117 orang ini terjadi pada 30 September 2009. Gempa berkekuatan 7,3 skala richter ini berpusat di lepas pantai Sumatera atau sekitar 50 kilometer arah barat laut Kota Padang. Gempa yang turut membuat 1.688 orang luka ringan dan satu orang dilaporkan hilang masuk dalam bencana nasional di Indonesia.

Sedikitnya 135.448 rumah dilaporkan rusak berat akibat gempa ini, 65.380 rumah rusak sedang, dan 78.604 rumah rusak ringan.

Gempa Sumatera Barat sempat menimbulkan perbedaan data jumlah korban yang tewas. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebelumnya menyebutkan hanya 603 jiwa yang dilaporkan meninggal dunia dan 343 orang hilang. Belakangan, angka korban tewas meningkat menjadi 6.234 jiwa pada 13 Oktober 2009.

11. Gempa Lombok (2018)
Gempa Lombok tejadi pada 29 Juli 2018 yang menyebabkan 515 orang meninggal dunia. Gempa berkekuatan 6,4 skala richter ini berpusat di darat, tepatnya di dekat Gunung Rinjani wilayah Kabupaten Lombok Timur.

Gempa Lombok turut merusak 10.062 unit rumah penduduk. Selain itu, 7 unit fasiltas pendidikan, 22 tempat ibadah, 5 unit kesehatan, 37 kios, dan 1 jembatan juga dilaporkan rusak dalam kejadian tersebut.

Sejak 29 Juli 2018, rentetan gempa terus mengguncang Lombok yang menyebabkan otoritas setempat menutup Taman Nasional Gunung Rinjani.

12. Tsunami Palu (2018)
Gempa berkekuatan 7,7 skala richter yang mengguncang Sulawesi Tengah menyebabkan tsunami di Donggala, Palu, dan Sigi. Gempa ini juga menyebabkan likuifaksi yang menyebabkan banyak korban jiwa dan bangunan hilang tersedot lumpur.

Hingga saat ini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebayak 2.073 orang meninggal dunia. Mayoritas korban yang meninggal disebabkan tsunami.

Selain itu, lebih dari 10.679 orang dilaporkan cidera, 680-an orang hilang, dan 82.775 jiwa menjadi pengungsi.

Informasi terakhir yang dirilis tribunnews.com menyebutkan gempa dan tsunami Palu dipicu oleh longsor di dasar Teluk Palu, Sulawesi Tengah. Temuan ini disampaikan oleh awak kapal TNI AL KRI Spica-934 yang melakukan survei pemetaan pasca gempa dan tsunami di perairan Teluk Palu.

Berdasarkan lansiran tribunnews.com, diketahui longsoran ini berada di dasar laut pada kedalaman 200-500 m di Tanjung Labuan atau Wani Teluk Palu.

Hingga tulisan ini dibuat, bantuan untuk korban gempa dan tsunami Palu terus mengalir dari sejumlah daerah di Indonesia. Bank Dunia bahkan turut memberikan pinjaman utang kepada Indonesia senilai US$ 1 miliar atau sekitar Rp 15 triliun (kurs 15.000).[]

Leave a Comment