Irwandi Yusuf dan Pesawatnya

Dijegal Parnas Bukan Masalah Buat Irwandi Yusuf

Taufik Al Mubarak

ACEHPUNGO.COM – Sejak dua hari terakhir, pendukung Irwandi Yusuf gencar menyerukan pengumpulan KTP kepada para relawan di lapangan melalui akun media sosial mereka. Alhasil, tak kurang dari 120 ribu KTP terkumpul dalam waktu singkat. Meski ini tergolong kerja luar biasa, saya tentu saja tak serta merta percaya. Sesolid dan secanggih apapun tim sukses bekerja, mengumpulkan 120 ribu KTP dalam waktu 2×24 jam bukan perkara mudah. Saya yakin, mereka sudah jauh hari bergerilya mengumpulkan KTP untuk berjaga-jaga seandainya tak ada Partai Nasional (Parnas) yang bisa diajak kerjasama.

Dan, seperti biasa, sejak Irwandi dan timsesnya mengintruksikan pengumpulan KTP sampai keberhasilan mendapatkan ratusan ribu KTP, para Irwandi Haters pun tak kalah garangnya menyerang sang mantan juru propaganda GAM ini. Mereka gunakan berbagai tamsilan dan perumpamaan, yang intinya menyindir Irwandi Yusuf. Ini wajar terjadi dalam dunia persilatan, eh dunia politik. Namanya saja haters pasti lah berbuat begitu, saking kelewat ‘benci ruman’ sama suami Darwati A. Gani, anggota DPRA dari PNA ini, kan?

Saya sempat memantau lalu-lintas isu yang bergulir di media sosial Facebook, ada yang menyamakan kerja timses Irwandi ini dengan Cerita Sangkuriang:

“Alkisah di Negeri Neggelis, lahirlah seorang pria gagah yang diberi nama Sangkuriang. Tak dinyana Sangkuriang jatuh cinta pada seorang wanita cantik yang merupakan ibu kandungnya. Si Ibu menolak cinta sang putra, namun karena “syahwat” sdh sampai ke ubun2, sangkuriang pun tetap memaksa. Tidak kehilangan akal maka sang ibu membuat satu syarat sebagai mahar agar cinta sangkuriang dapat diterima, sangkuriang harus membuat perahu dalam satu malam sampai kokok ayam pertama berbunyi…”

Cerita ini saya temukan di dinding Facebook Akhiruddin Mahjuddin, seorang aktivis Anti-korupsi, yang belakangan dikabarkan jadi think-thank-nya Zaini Abdullah, calon Gubernur yang juga berencana maju lewat jalur independen. Akhiruddin dalam statusnya itu meragukan keberhasilan timses Irwandi, dan menganggap itu cuma propaganda saja. Seperti kita tahu, Irwandi adalah mantan juru propaganda GAM di masa konflik. Dia memandang bahwa pengumpulan KTP hingga ratusan ribu dalam waktu 48 jam hanya trik untuk menunjukkan power dan dukungan rakyat, dengan harapan Irwandi kembali dilirik oleh Partai.

Sinisnye terhadap langkah Irwandi Yusuf itu juga diperlihatkan Teungku Jamaica, mantan juru bicara GAM Wilayah Pase. Bedanya, Jamaica menggunakan tamsil “Purieh”, sejenis alat untuk menggapai sesuatu yang lebih tinggi, biasanya terbuat dari bambu, untuk memetik kelapa muda. Runong, alat untuk memetik kelapa yang dijanjikan tetangga belakangan dipakai sendiri. Lewat tamsil ‘purieh’ dan ‘runong’ Jamaica menyindir Irwandi, sohibnya saat Aceh dibalut konflik, yang dikabarkan dijegal politisi Parnas.

Seperti bisa kita ikuti dari pemberitaan media sebelumnya, Irwandi Yusuf sudah mendaftar ke Partai Nasdem, Demokrat dan belakangan juga membangun komunikasi yang intens dengan Partai Golkar. Nasdem yang semula dianggap akan menyokong Irwandi belakangan merapat ke Tarmizi Karim; Demokrat juga setali tiga uang. Irwandi bahkan sempat digadang-gadang akan berduet dengan Nova Iriansyah, Ketua Demokrat Aceh. Irwandi pun membangun komunikasi politik dengan Partai Golkar dan sempat bertemu dengan Papa Minta Saham, eh Setya Novanto. Tapi semuanya buyar, apalagi Ketuanya, TM Nurlif begitu gencar mengampanyekan diri sendiri sebagai balon Gubernur. ‘Musnahlah segala harapan’ begitu Iwan Fals suka menendangkan lagu untuk jomblo-jomblo galau, dan mungkin juga untuk Irwandi yang diberi harapan palsu (atau di-PHP-in) oleh Parnas.

Galaukah Irwandi Yusuf? Saya tak melihat penolakan atau penjegalan oleh parnas sebagai sebuah masalah serius buat Irwandi. Di akun Facebooknya, Irwandi sama sekali tak terlihat galau meski menyebut Genderuwo, Tuyul, dan Liliput segala, tamsil untuk orang-orang yang menjegalnya. Saya pikir, dijegal Parnas bukan masalah baginya. Toh, meski tak bisa maju lewat Parnas, Irwandi bisa naik lewat jalur Independen seperti pada Pilkada 2012 silam. Banyak pilihan terbuka untuk Irwandi yang memang dikenal lihai menghadapi situasi sesulit apapun. Bahkan, jika pun tak bisa naik lewat jalur independen (seandainya jumlah KTP tak cukup), Irwandi masih bisa naik lewat kendaraan lain. Ah, masak sih?

Saat Timsesnya galau atau gelagapan menghadapi situasi pelik begitu, Irwandi pasti lagi senyum-senyum saja. Ada satu kartu truf yang bisa digunakan Irwandi, seandainya jalur Parpol dan independen tertutup untuknya. Irwandi bisa memilih naik lewat Eagle One, pesawat mungilnya, seperti yang sering dilakukan belakangan ini. Pungo kali, kan?
Irwandi Yusuf

2 thoughts on “Dijegal Parnas Bukan Masalah Buat Irwandi Yusuf”

  1. Subhanallah, Irwandi masih bisa naik Elang Satu. Share artikel ini agar orang lain tahu bahwa parpol bukan satu-satunya kendaraan yang bisa dinaiki Irwandi.

    Reply

Leave a Comment