Raja Bhutan Nikahi Gadis dari Rakyat Biasa

Harlan

Raja Bhutan menikah dengan rakyat biasa | www.hellomagazine.com

Bhutan – Raja Bhutan, yang sangat terkenal, menikahi mahasiswi yang berusia 21 tahun dari kalangan rakyat biasa pada Kamis, dalam upacara meriah yang menampilkan kekayaan budaya Buddha di salah satu negara paling terpencil di dunia.

Di tengah asap dupa dan doa dari para pendeta Buddha, Raja Jigme Khesar Namgyel Wangchuck, yang berusia 31 tahun, menganugerahi mahkota untuk ratunya pada akhir rangkaian upacara di biara Abad Ke-17 yang dijaga ketat dan dipilih untuk upacara pernikahan tersebut.

Setelah upacara singkat pensucian, mereka berjalan beriringan tangan dan tersenyum serta memasuki biara tempat upacara peresmian selama satu jam diselenggarakan dengan puncak penganugerahan mahkota ratu.

“Raja Naga”, tamatan Oxford yang naik tahta pada 2008 –awal demokrasi di Bhutan, menikahi Jetsun Pema, putri seorang pilot pesawat yang sangat dikagumi karena kecantikannya dan pengaruhnya pada raja yang mabuk kepayang tersebut.

“Sejak hari raja mengumumkan pernikahannya, kami telah bergembira,” kata anggota parlemen Jagar Dorji kepada AFP saa ia tiba di biara itu –yang berada di pertemuan dua sungai dan dikelilingi oleh bukit yang diselimuti kabut.

“Pernikahan ini menjamin kelanjutan keluarga kerajaan,” kata Dorji sebagaimana dikutip AFP –yang dipantau ANTARA di Jakarta, Kamis.

Prosesi tersebut ditayangkan langsung ke seluruh negara itu –yang memiliki 700.000 warga– dan menandai awal dari tiga hari perayaan penuh kegembiraan, dengan pagelaran tari, nyanyi dan minum di berbagai kota dan desa.

Bhutan melarang stasiun televisi asing sampai 1999 dan menjadi satu-satunya negara di dunia yang pemerintahnya berusaha mewujudkan “Kegembiraan Nasional Bruto” bagi rakyatnya, dan bukan pertumbuhan ekonomi.

“Bisa dipastikan kebahagiaan kami bertambah,” demikian kelakar Karma Tshiteem, kepala Komisi Kebahagiaan Nasional Bruto, yang mengawasi kebijakan pemerintah guna memastikan pemerintah meningkatkan kesejahteraan mental warganya.

“Ini adalah hari istimewa buat seorang orang Bhutan,” kata ibu rumah tangga yang berusia 32 tahun, Tshering Lhamo di ibu kota Bhutan, Thimphu. “Semua orang mencintai raja dan untuk generasi saya, kami tak pernah menyaksikan pernikahan kerajaan sebelumnya.”

Setelah upacara, ratu baru dan suaminya, yang kelima dalam jajaran penguasa turun-temurun yang telah memerintah selama 100 tahun belakangan, dijadwalkan menyapa kerumunan orang yang mendoakan mereka dalam perayaan terbuka.

Suku Nomad, yang hampir sepanjang tahun berkeliling untuk menggembalakan ternam mereka di daerah pegunungan, turun ke lembah tersebut untuk ikut dalam pesta pernikahan itu, sementara yang lain berbaris di jalan saat pasangan kerajaan tersebut tiba Kamis pagi.

Pengamanan ketat, jaringan telefon diblokir dan polisi mengawasi kendaraan secara ketat di daerah luas di sekitar biara. [Antara]

Leave a Comment