Pantai Grenen

Travel With Me #8: Uniknya Pantai Grenen di Skagen

Taufik Al Mubarak

Minggu, 25 Juli 2010 atau delapan tahun yang lalu. Seusai mengikuti konferensi Aceh di Nørresundby, sebuah kota di utara Aalborg, peserta konferensi diajak mengunjungi Pantai Grenen dan satu kebun stroberi di Hjørring, sebuah wilayah paling utara Denmark. Kebun stroberi ini bukanlah yang terbesar di Denmark, soalnya di setiap wilayah di Denmark memiliki kebun stroberi tersendiri, dan ukurannya lebih luas.

Namun, yang menarik dari kebun stroberi ini adalah pengunjung boleh memetik sendiri buah stroberinya. Setiap pengunjung diberi wadah untuk menaruh buah stroberi. Satu wadah mampu memuat 1 kg buah stroberi. Kita boleh memilih membawa beberapa wadah itu ke dalam kebun. Wadah itu nantinya harus dikembalikan lagi ke meja kasir ketika kita keluar atau setelah selesai memetik buah stroberi.

Uniknya, buah stroberi yang kita petik itu boleh kita makan langsung di kebun. Sebanyak apapun buah stroberi yang kita makan di dalam kebun itu gratis alias kita tidak perlu membayar. Kok bisa? Ya, begitulah aturan yang berlaku di kebun itu. Kita hanya perlu membayar untuk sejumlah stroberi di dalam wadah yang kita bawa keluar dari kebun. Di pintu keluar sudah ada petugas yang akan menghitung buah stroberi yang berhasil kita petik, dan harganya tergantung berapa berat timbangan buah stroberi itu. Yang jelas, harganya cukup bersahabat.

Sistem demikian jelas membuat pengunjung sangat diuntungkan. Pemilik kebun sama sekali tidak menghitung buah stroberi yang sudah kita makan. Jadi, kita boleh memakan sepuasnya tanpa takut dikenai harga. Namun, terang saja, kita tidak bakal sanggup memakan buah stroberi yang kadang rasanya asam itu dalam jumlah banyak. Perut kita jelas memiliki takaran berapa jumlah makanan yang mampu ditampungnya.

Seusai berpuas diri dengan buah stroberi, kami kemudian diajak mengunjungi Pantai Grenen, sebuah pantai di Skagen, masuk dalam wilayah Nordjylland. Pantai Grenen ini berbeda dengan pantai lainnya di seluruh dunia. Biasanya sebuah pantai berada di tepi sebuah laut, tapi pantai Grenen tidaklah demikian. Pantai ini justru berada di antara dua laut. Ya, pantai Grenen ini tempat bersatunya dua laut dari negara berbeda.

Pantai yang letaknya di atas Kota Skagen, sebuah wilayah paling utara di Denmark, itu menjadi titik bertemunya dua laut: Kattegat dan Skagerrak Straight. Sebagai informasi, Kattegat merupakan perairan yang membentang di antara Denmark dan Swedia, sementara Skagerrak Straight adalah bagian dari Laut Utara yang berada di antara Norwegia dan Denmark. Boleh dibilang itulah pantai yang menjadi titik bertemunya arus dari tiga negara berbeda.

Keunikan inilah yang membuat Grenen sangat terkenal bagi turis asing. Pantai ini menjadi salah satu destinasi yang paling ramai dikunjungi turis saat mengunjungi Denmark. Pemerintah setempat pun mengelola pantai ini dengan cukup baik. Untuk para pengunjung disedikan lokasi parkir kendaraan, tempat makan dan pusat penjualan souvenir. Di tempat inilah menjadi titik pemberhentian mobil bagi turis yang hendak mengunjungi Grenen. Soalnya untuk menuju areal pantai, pengunjung disediakan kendaraan khusus yang cocok untuk wilayah pantai berpasir. Yaitu, mobil box yang ditarik dengan traktor.

Sebagai pantai yang menjadi titik bertemunya dua laut berbeda, arusnya sangat kuat dan kencang. Jadwal pasang surut airnya tidak dapat diprediksi. Karenanya, penjaga pantai melarang para turis untuk mandi dan berenang di laut ini. Saat kami ke sana, tidak ada turis yang berenang. Paling-paling mereka hanya berjalan di pinggir pantai, berdiri di dalam air yang tingginya selutut. Seusai berpose dengan latar laut yang luas itu mereka kembali ke darat. Sebab, sedikit lengah mereka bisa saja terseret arus.

Oh ya, kalau nanti kalian berkesempatan pergi ke pantai ini jangan lupa memakai jaket yang tebal dan membawa syal. Soalnya, udara di pantai itu sangat dingin. Kalian tidak akan sanggup berlama-lama berada di pinggir pantai kalau tidak memakai pakaian tebal. Aku sendiri waktu itu hanya memakai kemeja dan hanya tahan beberapa menit saja di sana. Karena menggigil kedinginan, aku langsung masuk kembali ke dalam mobil box. Padahal saat itu, di Eropa sedang musim panas (summer). []